Andaikan
hari itu adalah awal dari persahabatan kita,akan kah kita mendapat kenangan
yang indah?
Namaku
Lucy.Aku adalah anak yang suka menyendiri.Aku takut,jika karena aku adalah anak
yang tidak cantik,tidak pintar,mereka akan menjauhi diriku ini.
Ketika
aku sedang sedih,kecewa,atau pun senang,aku hanya bisa bersembunyi di sebuah
pohon di bukit.Aku mengeluarkan semua perasaanku di pohon itu.Meski pun aku
tahu pohon itu tak dapat membantuku,namun aku tahu Nenek selalu menemaniku di
sini,karena pohon ini adalah pohon kesayangan Nenek.
Suatu
hari,di sekolah…
Aku
ditugaskan oleh Pak Alant,guru Matematikaku untuk membagikan kertas soal yang
berisi soal-soal yang mungkin akan keluar di ujian.
Ketika
aku menghmapiri meja Pak Alant,aku segera mengambil tumpukan kertas-kertas
itu.Namun,saat kuangkat kertas-kertas itu,selembar foto jatuh dari atas
meja.Aku meletakkan kembali kertas-kertas itu,lalu mengambil foto itu.
Aku
memperhatikan foto itu.Di foto itu,terlihat Pak Alant dan istrinya,serta anak
laki-lakinya.Sepertinya seumuran denganku.
Ketika
bel masuk berbunyi,dengan cepat aku membawa kertas soal itu dan meletakkan foto
itu di atas meja Pak Alant.
Aku
memasuki kelas bersamaan dengan Pak Alant.Aku dengan cepat membagikan
kertas-kertas itu.
Pelajaran
Pak Alant pun akhirnya dimulai dan kami diberikan waktu 2 jam untuk
menyelesaikan soal-soal itu.
2
jam kemudian,waktu telah selesai.Kami menumpulkan kertas kami masing-masing di
meja Pak Alant.Pak Alant pun memeriksa jawaban,sedangkan kami diperbolehkan
untuk beristirahat di kelas selama 30 menit.
Setelah
30 menit,Pak Alant meminta aku untuk membagikan nilai kami.Setelah aku
membagikannya,aku pun duduk di bangku.
Ketika
aku melihat nilai milikku,aku pun terkejut.Nilaiku hanya 35.Sedangkan
murid-murid yang lain mendapatkan nilai yang memuaskan.
“Lucy,saya
benar-benar kecewa terhadapmu.Kamu mendapatkan nilai yang tidak
pantas.Padahal,keluargamu itu terdiri dari orang-orang yang sangat pintar.Saya
bernar-benar kecewa!”seru Pak Alant.
Seisi
kelas pun menertawaiku.Aku yang teramat sedih pun lari dari kelas agar tidak
mendapatkan ejekan dari murid-murid yang lain.
Ketika
aku melewati kelas 8.3,aku melihat seorang laki-laki yang menatap
diriku.Namun,aku tidak memperdulikannya.Aku tetap berlari.
Aku
berlari menuju pohon kesayanganku itu.Aku menangis dan menutup kupingku.Meski
pun aku tahu bahwa aku sudah tak lagi di sekeliling teman-temanku,namun aku
masih mendengar suara tertawaan.
Diam-diam,laki-laki
yang melihatku tadi mengikutiku.
Aku
masih meneteskan air mata ini.Rasanya sungguh sangat sakit.Aku tak punya teman
selain pohon ini.Hanya pohon ini yang menemaniku.
Tiba-tiba,seseorang
menepuk pundakku.Aku yang kaget langsung berdiri dan mengusap air mataku.Aku
menghadap ke orang itu.Ternyata orang itu adalah anak laki-laki yang kulihat di
kelas 8.3 tadi.
“Siapa
kamu? Apa yang kau mau dariku?”tanyaku agak gugup.
“Namaku
Thomas.Aku anak kelas sebelah.Aku melihatmu lari dari kelas Ayahku.Karena aku
penasaran,aku mengikutimu,”ujar Thomas.
Anak
Pak Alant? Ketika aku mengingat-ingat kembali,aku teringat foto yang terjatuh
dari meja guru Pak Alant.Thomas memang mirip sekali dengan anak laki-laki yang
kulihat di foto.
“Oh,namaku
Lucy.Jadi begini,aku mengerjakan soal yang diberikan oleh Pak Alant.Namun,aku
mendapat nilai 35.Pak Alant mengatakan bahwa dia kecewa padaku,sehingga
teman-teman yang lain menertawaiku karena aku mendapatkan nilai kecil,”ujarku
sambil menundukkan kepala.
“Tidak
apa Lucy.Setiap orang pasti mengalami kegagalan.Kamu nggak boleh putus
asa.Selagi kamu masih bersekolah,tunjukkan bahwa kamu bisa berkembang dan
berprestasi!”seru Thomas memberi semangat.
Aku
menatap mata Thomas.Tak tahu mengapa,aku merasa bahwa Thomas memang benar.Aku
harus berusaha untuk menjadi yang terbaik.
“Kamu
tahu tidak,bahwa pohon ini adalah pohon kesayanganku yang tersembunyi.Ini
adalah pohon kenanganku bersama Nenek.Aku merasa jika aku sedih,Nenek
menemaniku di sini.Aku merasa Nenek hidup kembali.Dan kamu adalah orang pertama
yang kuceritakan tentang pohon ini,”kataku.
Aku
sadar,bahwa Thomas beda dari orang lain.Ia lembut,baik,pintar,dan tampan.Aku
pasti akan senang jika Thomas mau menjadi sahabatku.Tapi aku tahu,aku tidak
cocok menjadi sahabatnya.Dunia kami sangatlah berbeda.
“Lucy,aku
akan mengantarmu pulang.Beri tahu aku jalannya,ya!”seru Thomas sambil
tersenyum.Aku yang agak sedikit tersipu pun diantarnya pulang.
Sesampainya
di rumah,Ibu menyambutku dengan riang.Ibu memelukku dan mencium pipiku.Tidak
biasanya Ibu seperti ini.
“Ibu,apa
yang terjadi? Tidak biasanya Ibu seriang ini,”tanyaku sambil meletakan tas di
atas sofa.
“Ibu
harus mulai dari mana ya? Begini,bulan depan Ibu akan menikah dengan Paman
Jack.Jadi,kita akan pindah rumah.Kita akan pindah ke rumah yang lebih dekat
dengan sekolahmu,jadi kamu tidak usah takut terlambat masuk sekolah!”kata Ibu.
Oh,Paman
Jack.Setahuku,Paman Jack adalah sahabat Ayahku.Paman Jack juga sudah kehilangan
pasangan hidupnya karena kecelakaan,sama seperti Ibuku.
“Dan
kamu juga akan mendapatkan saudara baru.2 laki-laki,lho! Jadi,kamu tidak akan
kesepian!”seru Ibu sambil tersenyum lebar.
Hari
ini,aku mendapatkan hal-hal baik.Aku dapatkan teman baru dan Ayah serta
saudara-saudara baruku.Setidaknya,itu adalah hal yang baik,bukan buruk.