Minggu, 18 November 2012

Pohon Kenangan Nenek part 1

Andaikan hari itu adalah awal dari persahabatan kita,akan kah kita mendapat kenangan yang indah?

Namaku Lucy.Aku adalah anak yang suka menyendiri.Aku takut,jika karena aku adalah anak yang tidak cantik,tidak pintar,mereka akan menjauhi diriku ini.
Ketika aku sedang sedih,kecewa,atau pun senang,aku hanya bisa bersembunyi di sebuah pohon di bukit.Aku mengeluarkan semua perasaanku di pohon itu.Meski pun aku tahu pohon itu tak dapat membantuku,namun aku tahu Nenek selalu menemaniku di sini,karena pohon ini adalah pohon kesayangan Nenek.

Suatu hari,di sekolah…
Aku ditugaskan oleh Pak Alant,guru Matematikaku untuk membagikan kertas soal yang berisi soal-soal yang mungkin akan keluar di ujian.
Ketika aku menghmapiri meja Pak Alant,aku segera mengambil tumpukan kertas-kertas itu.Namun,saat kuangkat kertas-kertas itu,selembar foto jatuh dari atas meja.Aku meletakkan kembali kertas-kertas itu,lalu mengambil foto itu.
Aku memperhatikan foto itu.Di foto itu,terlihat Pak Alant dan istrinya,serta anak laki-lakinya.Sepertinya seumuran denganku.
Ketika bel masuk berbunyi,dengan cepat aku membawa kertas soal itu dan meletakkan foto itu di atas meja Pak Alant.
Aku memasuki kelas bersamaan dengan Pak Alant.Aku dengan cepat membagikan kertas-kertas itu.
Pelajaran Pak Alant pun akhirnya dimulai dan kami diberikan waktu 2 jam untuk menyelesaikan soal-soal itu.
2 jam kemudian,waktu telah selesai.Kami menumpulkan kertas kami masing-masing di meja Pak Alant.Pak Alant pun memeriksa jawaban,sedangkan kami diperbolehkan untuk beristirahat di kelas selama 30 menit.
Setelah 30 menit,Pak Alant meminta aku untuk membagikan nilai kami.Setelah aku membagikannya,aku pun duduk di bangku.
Ketika aku melihat nilai milikku,aku pun terkejut.Nilaiku hanya 35.Sedangkan murid-murid yang lain mendapatkan nilai yang memuaskan.
“Lucy,saya benar-benar kecewa terhadapmu.Kamu mendapatkan nilai yang tidak pantas.Padahal,keluargamu itu terdiri dari orang-orang yang sangat pintar.Saya bernar-benar kecewa!”seru Pak Alant.
Seisi kelas pun menertawaiku.Aku yang teramat sedih pun lari dari kelas agar tidak mendapatkan ejekan dari murid-murid yang lain.
Ketika aku melewati kelas 8.3,aku melihat seorang laki-laki yang menatap diriku.Namun,aku tidak memperdulikannya.Aku tetap berlari.
Aku berlari menuju pohon kesayanganku itu.Aku menangis dan menutup kupingku.Meski pun aku tahu bahwa aku sudah tak lagi di sekeliling teman-temanku,namun aku masih mendengar suara tertawaan.
Diam-diam,laki-laki yang melihatku tadi mengikutiku.
Aku masih meneteskan air mata ini.Rasanya sungguh sangat sakit.Aku tak punya teman selain pohon ini.Hanya pohon ini yang menemaniku.
Tiba-tiba,seseorang menepuk pundakku.Aku yang kaget langsung berdiri dan mengusap air mataku.Aku menghadap ke orang itu.Ternyata orang itu adalah anak laki-laki yang kulihat di kelas 8.3 tadi.
“Siapa kamu? Apa yang kau mau dariku?”tanyaku agak gugup.
“Namaku Thomas.Aku anak kelas sebelah.Aku melihatmu lari dari kelas Ayahku.Karena aku penasaran,aku mengikutimu,”ujar Thomas.
Anak Pak Alant? Ketika aku mengingat-ingat kembali,aku teringat foto yang terjatuh dari meja guru Pak Alant.Thomas memang mirip sekali dengan anak laki-laki yang kulihat di foto.
“Oh,namaku Lucy.Jadi begini,aku mengerjakan soal yang diberikan oleh Pak Alant.Namun,aku mendapat nilai 35.Pak Alant mengatakan bahwa dia kecewa padaku,sehingga teman-teman yang lain menertawaiku karena aku mendapatkan nilai kecil,”ujarku sambil menundukkan kepala.
“Tidak apa Lucy.Setiap orang pasti mengalami kegagalan.Kamu nggak boleh putus asa.Selagi kamu masih bersekolah,tunjukkan bahwa kamu bisa berkembang dan berprestasi!”seru Thomas memberi semangat.
Aku menatap mata Thomas.Tak tahu mengapa,aku merasa bahwa Thomas memang benar.Aku harus berusaha untuk menjadi yang terbaik.
“Kamu tahu tidak,bahwa pohon ini adalah pohon kesayanganku yang tersembunyi.Ini adalah pohon kenanganku bersama Nenek.Aku merasa jika aku sedih,Nenek menemaniku di sini.Aku merasa Nenek hidup kembali.Dan kamu adalah orang pertama yang kuceritakan tentang pohon ini,”kataku.
Aku sadar,bahwa Thomas beda dari orang lain.Ia lembut,baik,pintar,dan tampan.Aku pasti akan senang jika Thomas mau menjadi sahabatku.Tapi aku tahu,aku tidak cocok menjadi sahabatnya.Dunia kami sangatlah berbeda.
“Lucy,aku akan mengantarmu pulang.Beri tahu aku jalannya,ya!”seru Thomas sambil tersenyum.Aku yang agak sedikit tersipu pun diantarnya pulang.
Sesampainya di rumah,Ibu menyambutku dengan riang.Ibu memelukku dan mencium pipiku.Tidak biasanya Ibu seperti ini.
“Ibu,apa yang terjadi? Tidak biasanya Ibu seriang ini,”tanyaku sambil meletakan tas di atas sofa.
“Ibu harus mulai dari mana ya? Begini,bulan depan Ibu akan menikah dengan Paman Jack.Jadi,kita akan pindah rumah.Kita akan pindah ke rumah yang lebih dekat dengan sekolahmu,jadi kamu tidak usah takut terlambat masuk sekolah!”kata Ibu.
Oh,Paman Jack.Setahuku,Paman Jack adalah sahabat Ayahku.Paman Jack juga sudah kehilangan pasangan hidupnya karena kecelakaan,sama seperti Ibuku.
“Dan kamu juga akan mendapatkan saudara baru.2 laki-laki,lho! Jadi,kamu tidak akan kesepian!”seru Ibu sambil tersenyum lebar.
Hari ini,aku mendapatkan hal-hal baik.Aku dapatkan teman baru dan Ayah serta saudara-saudara baruku.Setidaknya,itu adalah hal yang baik,bukan buruk.